Coronavirus disease 2019 atau Covid-19 menjadi wabah paling mematikan di era milenial ini, per tanggal 12 April 2020 terdapat 1.776.154 kasus di 210 negara terpapar tidak terkecuali Indonesia (worldometers.info). Di Indonesia awal Maret lalu kasus pertama muncul pada dua warga Depok, Jawa Barat yang kemudian pada tanggal 14 Maret 2020 pemerintah Indonesia secara resmi menetapkan sebagai bencana nasional. Pemerintah pun mulai bertindak cepat dalam menangkal penyebaran Covid-19 agar tidak semakin meluas. Salah satunya dengan mengeluarkan himbauan bekerja dari rumah dengan tetap stay at home atau yang popular dengan sebutan Work From Home (WFH).
Himbauan WFH tentu tidak semua jenis pekerjaan dapat dikendalikan dari jarak jauh (remote). Seperti halnya bidang pekerjaan seorang dokter dan tenaga medis yang saat ini menjadi garda terdepan dalam menangani wabah Covid-19, pekerja instalasi jaringan PLN agar tetap menyala, mekanik mesin, ojeg online sampai abang tukang bakso.
Lain halnya pustakawan, saat ini pekerjaan pustakawan ‘lebih banyak’ dilakukan melalui jaringan online sehingga lebih mudah menyesuaikan himbauan WFH. Berikut ini kami uraikan pekerjaan pustakawan yang umum dilakukan oleh pustakawan Indonesia selama WFH. Informasi ini dihimpun oleh penulis dari pengalaman pribadi maupun jaringan pustakawan Indonesia yang tergabung dalam berbagai grup whatsapp dan telegram.
- Komunikasi daring
Komunikasi kami selama masa pandemic Covid-19 tidak hanya tergantung jaringan komputer, listrik dan internet namun juga smartphone sebagai media komunikasi daring. Menggunakan tools yang murah dan mudah penting untuk efektifitas berkomunikasi di ruang maya, dalam hal ini penggunaan google mail dan aplikasi whatsapp menjadi pilihan kami dalam melakukan koordinasi antar rekan kerja. Salah satu pertimbangan menggunakan google mail dan whatsapp selain gratis juga familiar bagi karyawan UMP.
Aktifitas komunikasi di ruang maya meliputi laporkan hasil pekerjaan yang telah dilakukan, diskusi kecil terkait kendala yang dihadapi maupun sharing pengalaman dalam menyiasati waktu bekerja di rumah menjadi bahan evaluasi yang menyenangkan.
Memanfaatkan saluran teleconference juga dapat menjadi alternatif baik untuk melakukan komunikasi tatap muka jarak jauh. Di lingkunagan UMP familiar menggunakaan aplikasi Zoom sehingga tata cara penggunaanya tidak perlu pelatihan khusus. Melalui Zoom, kegiatan seperti FGD, rapat evaluasi, dan koordinasi akan lebih efektif dengan catatan jaringan internet disekitar rumah cukup stabil.
- Sosialisasi layanan daring
Perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia pada umumnya masih dalam bentuk hybrid, artinya mengawinkan layanan konvensional dengan layanan daring (online). Serprti di Perpustakan UMP ada beberapa layanan yang masih bertahan dengan sistem konvensional seperti layanan sirkulasi dan bebas tangungan pustaka yang harus dilakukan dengan tatap muka. Dalam kondisi semacam ini tentu layanan konvensional tidak dapat dilakukan, maka solusi terbaik dengan memaksimalkan layanan daring.
Disaat masa pandemi seperti ini layanan daring menjadi sangat penting bagi perpustakaan untuk tetap memberikan pelayanan terbaik bagi pemustaka. Sosialisasi layanan daring perlu digenjot melalui media sosial dan website agar pemustaka dapat memanfatkannya secara maksimal. Perpustakaan UMP lebih fokus pada sosialisasi melalui instagram dan facebook, sebab melihat karakter pengguna Perpustakan UMP lebih banyak menggunakan media sosial tersebut.
Di Perpustakaan UMP memiliki layanan daring yang dapat dimanfaatkan secara daring seperti; perpustakaan digital, e-journal, e-book, repositori institusi, katalog online, sampai usulan pengadaan buku. Dengan semakin banyak pemustaka yang memanfaatkan layanan ini, secara otomatis akan meningkatkan statistik pemanfaatan layanan daring; baik dari segi statistik keanggotaan, statistisk peminjaman koleksi online, statistik pembaca dapat diketahui secara real time.
- Content Creatormedia sosial
Kita tahu saat ini penyebaran informasi lebih efektif melalui media sosial seperti instagram, facebook, twitter dan sejenisnya. Dengan cara membuat konten-konten yang menarik dan mengedukasi pemustaka serta masyarakat secara umum. Dalam hal ini seorang pustakawan dapat merangkap menjadi seorang content creator (konseptor media promo, mendesain media promo, mengoreksi produk media promo, dan mendistibusikannya).
Sebenarnya jika netizen memiliki ketertarikan terhadap konten-konten yang dibuat cukup tinggi dapat menjadi media promosi yang cukup baik. Perpustakaan UMP misalnya, membuat konten-konten selama masa karantina menjadi hal yang wajib dilakukan untuk mengoptimalkan layanan daring sekaligus promosi. Ibarat pepatah lama mengatakan sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui.
- Kurasi digital
Eprints dan dspace merupakan media kurasi digital yang populer di lingkungan perpustakaan perguruan tinggi Indonesia, tidak terkecuali Perpustakaan UMP. Hasil kurasi digital Perpustakaan UMP dapat di akses secara online melalui www.repository.ump.ac.id. Repositori menjadi alternatif disaat mahasiswa sedang/dan akan menempuh ujian sangat memperlukan referensi dari skripsi, tesis dan tugas akhir sementara akses layanan fisik dibatasi.
Kegiatan mengelola objek digital di lingkungan UMP bertujuan untuk menjaga nilai informasi agar tetap tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh sivitas akademika UMP serta masyarakat umum dalam rangka memberikan informasi yang bersifat ilmiah.
Kurasi digital di Perpustakaan UMP umumnya dilakukan oleh seorang profesional kurator seperti pustakawan dan non pustakawan yang memiliki kualifikasi sebagai seorang kurator digital. Jenis dokumen yang dikurasi yakni skripsi, tesis dan tugas akhir (D-III), e-book. Sementara untuk hasil penelitian dosen menjadi tanggungjawab Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP).
- Pustakawan Menulis
Penulis ingat dalam setiap kesempatan pertemuan dengan rekan seprofesi hal yang paling sering didengungkan mengenenai peran pustakawan adalah menulis. Namun ada sebagaian yang menepis dengan alasan klasik yakni kesibukan di kantor membuatnya tidak produktif menulis. Penulis berfikir selama masa karantina ini mungkin engagement pustakawan terhadap menulis perlu ditingkatkan.
Selama pustakawan bekerja dari rumah, menulis dapat menjadi media untuk mencurahkan pikiran dengan bonus fleksibilitas bekerja dalam hal tempat dan waktu serta minim distraksi. Kita ingat sastrawan Pramodia Ananta Toer menjadi penulis produktif selama di penjara. Nah pustakawan yang sedang dikarantina selama masa pandemi Covid-19 selayaknya perlu mengasah keterampilan menulis. Jadi, bagi pustakawan yang beralasan klasik tidak bisa menulis karena rutinitas di kantor membuatnya sibuk kini saatnya membuktikan diri.
Amri Hariri, SIP.
Pustakawan Universitas Muhammadiyah Purwokerto